Senin, 01 Desember 2014

VIDEO: Cara Jepang Panen Material Asteroid

JAE akan membuat kawah buatan di asteroid 1999 JU3

Badan Antariksa Jepang (JAXA) siap meluncurkan Hayabusa 2 pada Minggu, 30 November 2014
Badan Antariksa Jepang (JAXA) siap meluncurkan Hayabusa 2 pad
VIVAnews - Eksplorasi antariksa tak hanya menjadi uji coba negara besar Seperti Amerika Serikat dan Eropa saja. Jepang, tak mau kalah untuk menguji kemampuannya untuk mendalami material dalam asteroid. 

Pada minggu pekan ini, Badan Antariksa Jepang (JAXA) dijadwalkan meluncurkan misi antariksa ke asteroid 1999 JU3, melalui robot penjelajahnya, Hayabusa 2. 

Menariknya, seperti dilansir Wall Street Journal, Jumat 28 November 2014, misi ini cukup berbeda dengan misi eksplorasi asteroid lainnya. Dalam video animasi, JAE menggambarkan penjelajah Hayabusa 2 akan membuat kawah kecil dengan menembakkan perangkat peladak dari atas permukaan asteroid. Diharapkan ledakan itu membuat cekungan kawah.

Begitu kawah buatan tercipta, Hayabusa 2 akan mendarat dan mengumpulkan material asteroid berukuran 900 meter itu. 

Skema meledakkan permukaan asteroid merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah eksplorasi antariksa. Selama ini ide memanen material dari batu antariksa yaitu mendatangi asteroid, kemudian astronot akan turun ke permukaan dan mencari material. Atau cara lain dengan mengebor permukaan asteroid dengan robot penjelajah telah ada di permukaan.

Rangkaian membuat kawah asteroid ini bakal dimulai minggu nanti. JAXA akan meluncurkan Hayabusa 2 melalui fasilitas di  Tanegashima, barat daya Jepang. 

Nantinya Hayabusa 2 akan mendekati asteroid 1999 JU3 pada pertengahan 2018 nanti. Penjelajah ini butuh waktu sekitar 18 bulan untuk menyurvei batu antariksa itu. 

JAXA juga bakal mengirimkan instrumen penginderaan jauh lainnya untuk menyukseskan misi ini. JAXA juga bakal mengirimkan kendaraan penjelajah ke permukaan asteroid itu.

"Menjelajahi benda langit memberi kesempatan kepada kita mengetahui bagaimana kelahiran dan terbentuknya sistem Tata Surya. Serta bagaimana material awal di bumi diciptakan," ujar JAXA tentang misi itu. 

Perangkat Hayabusa 2 memliki tinggi 1,24 meter dan lebar 1 meter. Bobotnya 600 Kg termasuk memuat bahan bakar. 

Juru bicara JAE, Noriko Shiraishi, mengatakan pengembangan robot penjelajah itu membutuhkan dana US$245 juta setara Rp2,98 triliun.

Hayabusa 2 juga akan melalui perjalanan 5,24 miliar kilometer sebelum kembali ke bumi. Dijadwalkan Hayabusa 2 akan mulai kembali ke bumi pada akhir 2019 dan sampai mendarat di permukaan bumi pada akhir 2020. 

Hayabusa 2 akan diluncurkan dengan bantuan roket H-IIA milik Mitsubishi Heavy Industries. Kemungkinan peluncuran misi ini akan diiringi dengan kondisi cuaca buruk. Badan Meteorologi Jepang memprediksi cuaca saat peluncuran mendung dengan peluang turun hujan 40 persen. (ren)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar