JAKARTA – Penemu asal Prancis berinovasi dengan
membuat sebuah pil yang dapat mengubah bau kentut menjadi wangi cokelat.
Cristian Poincheval (65) mendedikasikan hidupnya untuk membuat pil
tersebut.
Seperti dilansir Mashable, Kamis (27/11/2014), Poincheval
mengklaim bahwa pil yang diberi nama Lutin Malin itu dapat membuat
kentut seseorang menjadi harum seperti wangi bunga mawar atau violet.
Bahkan dalam waktu dekat, Poincheval akan membuat wangi cokelat.
Ide Poinchevel mencetuskan pil yang dapat mengubah bau kentut menjadi
wewangian seperti mawar atau violet datang dari teman-temannya. Saat
itu Poinchevel dan teman-temannya makan malam di sebuah restoran, dan
salah satu pelanggan di sana kentut sembarangan, sehingga membuat
pelanggan lain tidak nyaman.
Sebotol pil tersebut berisi sebanyak 60 butir dan dijual sekira
USD12,50 atau Rp150.000. Menurutnya, harga tersebut sebanding karena
dapat membuat sesuatu yang buruk menjadi lebih baik.
Pria yang mengabdikan diri selama delapan tahun untuk membuat pil
tersebut berujar bahwa ia memiliki banyak pelanggan terutama saat
liburan Natal.
(ahl)http://media.militaryphotos.net/photos/albums/album283/abg.jpgN250
IPTN
Pengembangan pesawat terbang di Indonesia kembali bergairah pasca
tertidur lama. Industri pesawat terbang nasional sempat mati suri pasca
dihentikannya program pesawat baling-baling N250 dan pesawat mesin jet
N2130 saat krisis ekonomi 1998.
Kemudian pada tahun 2000-an muncul ide mengembangkan pesawat perintis
bermesin turboprop N219. Pengembangan pesawat ternyata tidak berhenti di
N219.
Kali ini, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengusulkan
pengembangan pesawat komersial atau penumpang baling-baling (propeller)
terbesar di dunia. Pesawat yang bernama N2140 ini, nantinya mampu
membawa 144 penumpang.
"Kita dapat ide dari pesawat A400 M yang memiliki baling-baling besar.
Ini nggak masuk ke pasar jet. Kita kembangkan pesawat yang cocok dengan
kondisi Indonesia," kata Kepala Program Pesawat Terbang LAPAN Agus
Aribowo kepada detikFinance di Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN, Bogor,
Jawa Barat, Jumat (28/11/2014).
A400 M merupakan pesawat angkut militer atau cargo berbadan lebar yang
diciptakan oleh Airbus Military. Pengembangan N2140 nantinya akan
memakai mesin EuroProp. Ini merupakan mesin terbaru, setelah turboprop,
untuk kelas propeller.
Meski bukan mesin jet, EuroProp memiliki kemampuan layaknya mesin
pesawat jet. Daya jangkau pesawat ini menyerupai daya jelajah pesawat
sekelas Boeing 737 hingga Airbus A320.
"EuroProp bisa masuk transonic. Kalau Boeing (Boeing 737) kecepatan 0,78
mach (kecepatan suara), kalau EuroProp 0,7 mach. Ini nggak beda jauh,"
jelasnya.
Keunggulan pesawat N2140 daripada pesawat bermesin jet sekelas Airbus
320 dan Boeing 737 ialah konsumsi bahan bakar. Pesawat baling-baling ini
hemat dalam pemakaian BBM sekitar 20-25% daripada pesawat jet.
Keunggulan sangat bermanfaat bagi maskapai komersial karena selama ini
menerima hantaman tingginya biaya avtur. Harga avtur sendiri menyumbang
komposisi sekitar 60% dari biaya di industri penerbangan.
Selain hemat BBM, pesawat N2140 bisa mendarat atau terbang di landasan
lebih pendek daripada pesawat jet dengan ukuran serupa. Selain itu,
LAPAN merancang kondisi suara atau tingkat kebisingan di dalam kabin
pesawat yang sangat rendah meskipun pesawat tidak memakai mesin jet.
"Ini pakai noise active control. Jadi suara engine dikombinasikan dengan
suara di dalam cabin agar bisa menghilangkan resonansi sehingga tingkat
kebisingan menjadi lemah,” papar Agus.
Pengembangan N2140 merupakan bagian dari loncatan program N219. Konsep
awal setelah N219, LAPAN dan PT Dirgantara Indonesia (Persero) akan
mengembangkan pesawat N245 dan N270.
Khusus program N270, pengembangannya diubah karena ada program
pengembangan pesawat R80 atau pesawat berpenumpang 80 orang yang
memiliki pasar sejenis. Ahasil LAPAN mencari jalan keluar sehingga
lahirnya konsep pesawat propeller angkutan penumpang berbadan lebar
terbesar pertama di dunia.
Pesaing pesawat tipe propeller, ATR, sama sekali belum memiliki rencana
untuk mengembangkan pesawat baling-baling penerbangan sipil di atas 100
penumpang.
"Kita nggak masuk di kelas jet. Kita main propeller yang terbaru dan
belum ada yang masuk. Kalau ATR nggak main ke sana,' ujarnya.
Program N2140 nantinya akan diusulkan kepada pemerintah untuk memperoleh
dukungan pendanaan. Pesawat N2140 akan masuk program 15 tahun atau
jangka panjang dari LAPAN. Setidaknya untuk membiayai program
pengembangan hingga proses sertifikasi N2140, diperlukan dukungan
pendanaan di atas Rp 1 triliun.
"Kita planning 15 tahun sehingga bisa diproduksi rencananya tahun 2030
atau pemerintah ingin 10 tahun. Ini juga bisa karena sudah dibuktikan
oleh PT DI yang sanggup 10 tahun waktu pengembangan N250," kata Agus.
★ detik
Make Money at : http://bit.ly/copy_win
Make Money at : http://bit.ly/copy_win
Tidak ada komentar:
Posting Komentar