Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia telah mencapai sekitar
1,5 juta barel per hari dan diperkirakan akan terus meningkat. Padahal,
kemampuan produksi minyak bumi cenderung menurun dan kapasitas kilang
BBM pun masih terbatas. Total impor BBM saat ini mencapai sekitar 500
ribu barel per hari. Impor BBM yang demikian tinggi telah menjadi salah
satu penyebab utama terjadinya defisit pada neraca pembayaran Indonesia
yang terjadi sejak tahun 2012.
Sebenarnya Indonesia memiliki potensi bahan baku biodiesel sebagai
pengganti BBM Solar yang sangat besar, misalnya CPO (minyak sawit
mentah). Saat ini produksi CPO mencapai sekitar 30 juta ton per tahun
dengan jumlah ekspor sekitar 20 juta ton per tahun. Secara kasar, 1 juta
ton CPO per tahun dapat diolah menjadi 20 ribu barel Biodesel per hari.
Oleh karena itu, untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM,
perlu dipercepat pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN) sebagaimana telah
diatur melalui Permen ESDM nomor 25 tahun 2013 yang mewajibkan antara
lain pemakaian Biodiesel sebesar 20 persen (B20) pada kendaraan bermotor
pada tahun 2016.
Guna mendukung program B20, BPPT dalam hal ini Balai Termodinamika
Motor Propulsi (BTMP) dan Balai Rekayasa Desain dan Sistem Teknologi
(BRDST) telah bekerjasama dengan Kementerian ESDM (Ditjen EBTKE dan
Balitbang ESDM, PT. Pertamina, Aprobi, Gaikindo, Hino, Aspindo dan
Hinabi melakukan kegiatan “Kajian Teknis Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati
(BBN) pada Kendaraan Bermotor dan Alat Besar.”
Dalam kegiatan tersebut, BPPT berperan menyediakan fasilitas
pencampuran dan pengisian bahan bakar, pengujian mutu bahan bakar, dan
pengujian kinerja mesin kendaraan bermotor.
Dengan kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan
komitmen bersama dalam mendapatkan data dukung teknis pemanfaatan B20
untuk mempercepat dan meningkatkan mandatori pemanfaatan BBN dalam
menggantikan BBM dan energi fosil. Diharapkan juga kegiatan ini juga
dapat meminimalisir permasalahan atau keraguan yang timbul terkait
dengan implementasi BBN di dalam negeri.
Dampak lain yang diharapkan dari kajian teknis tersebut adalah untuk
mendorong industri kendaraan bermotor dan alat besar menghasilkan
teknologi mesin yang dapat menggunakan Bahan Bakar Nabati dengan
campuran di atas 20 persen hingga 100 persen (B20 – B100).
Sumber : BPPT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar